Pages

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
إنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ sesungguhnya tiap amalan tergantung pada niatnya
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MAKALAH INVESTIGASI KELOMPOK



TUGAS MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
“MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK”
Oleh:
Asmarita (1205120903)
Hesti Wahyunaningsih (1205113363)
Siska Endah Sari (1205

Dosen Pengampu:
Dr. Nahor Murani Hutapea M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PEND. MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karuniaNYA penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika yang berjudul “Model Pembelajaran Investigasi Kelompok ”.
            Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Nahor Murani Hutapea M.Pd sebagai dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika yang telah menjadi pembimbing dalam penyelesaian makalah ini. Tidak lupa pula kepada semua pihak yang telah turut serta membimbing dan mengarahkan penulis dalam rangka menyelesaikan penulisan makalah ini, sehingga dengan adanya bimbingan dan pengarahan tersebut makalah ini dapat penulis selesaikan.
            Dalam pembuatan makalah ini penulis sudah berusaha semaksima mungkin dalam menyusunnya, tetapi penulis menyadari, makalah ini jauh dari kesempurnaan, sebab kesempurnaan hanya milik Allah semata, namun selaku manusia penulis menginginkan yang terbaik, oleh karena itusegala kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan sekali demi kebaikan tulisan ini untuk masa yang akan datang.




Pekanbaru, 10 Oktober 2013


Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. ...…i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. …….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  latar belakang…………………………………………………………. ……....1
1.2  Rumusan masalah…………………………………………………….. …. …..3
1.3  Tujuan ……………………………………………………................... ……....3
1.4  Manfaat…………………………………………………………………..….....4
BAB II PEMBAHASAN
 1. Konsep dan karakteristik model pembelajaran investigasi kelompok ................5
 2. Peran guru dalam model pembelajaran investigasi kelompok ……………........8
 3. Pembelajaran investigasi kelompok dan perencanaan kurikulum……………....10
 4. Pengalaman siswa dalam Pembelajaran investigasi kelompok……………....…11
 5. Implementasi Pembelajaran investigasi kelompok………………………….….13
 6. Intisari Pembelajaran investigasi kelompok……………………….…………....18
 7. Petunjuk bagi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran investigasi kelompok………………………………………………………….....23

BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan………………………………………………………………………...….25
2.      Saran………………………………………………………………………………......26

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..23





BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
            Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 tahun 2006  tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, ditetapkan salah satu tujuan mata pelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
            Asumsinya guru telah melaksanakan kurikulum 2006 atau yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun kenyataan masih tidak sesusai dengan harapan, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika masih kurang. Siswa masih mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika, sedangkan guru menghadapi kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan persoalan tersebut.
            Menurut Aunurrahman (2009:176) keberhasilan proses pembelajaran merupakan  muara dari seluruh aktifitas yang dilakukan guru dan siswa. Artinya, apapun bentuk kegiatan-kegiatan  guru, mulai dari merancang pembelajaran, memilih dan menentukan materi, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran, memilih dan menentukan tehnik evaluasi, semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa. Meskipun guru secara sungguh-sungguh telah berupaya merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai guru. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis sehingga guru perlu secara terus menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa di kelas.
            Salah satu model pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar adalah model pembelajaran GI (Krismanto, 2003:6). Sudjana (Mudrika, 2007:15) mengemukakan bahwa GI dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada pengembangan proses pengkajian akademis. Kemudian Joyce dan Weil (1980:230) menambahkan bahwa model pembelajaran GI yang dikembangkan oleh Thelen yang bertolak dari pandangan John Dewey dan Michaelis yang memberikan pernyataan bahwa pendidikan dalam masyarakat demokrasi seyogyanya mengajarkan demokrasi langsung.
            Selanjutnya Aisyah (2006:15) mengutarakan bahwa model pembelajaran GI kemudian dikembangkan oleh Sharan dan sharen pada tahun 1970 di Israel. Sementara itu Tsoi, Goh, dan Chia (Aisyah, 2006:11) menambahkan bahwa model pembelajaran GI secara filosofis beranjak dari faradigma konstruktivis. Dimana belajar menurut pandangan konstruktivis merupakan hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan penekanan bahwa pengetahuan kita adalah hasil pembentukan kita sendiri (Suparno, dalam Trianto, 2007:28).
            Selanjutnya Aunurrahman (2009:176) menyatakan masalah-masalah belajar bisa muncul dari diri siswa maupun dari luar diri siswa. Masalah-masalah itu dapat dikaji dari sumbernya dan dari tahapannya. Dari sumbernya yaitu dari faktor guru dan faktor siswa. Yang bersumber dari siswa diantaranya sikap, motivasi, dan minat siswa, sedangkan yang bersumber dari guru diantaranya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru Sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah belajar dapat terjadi  pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah belajar.
            Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru menerapkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.
            Dalam tulisan ini dipilih model pembelajaran investigasi kelompok karena dengan pembelajaran model investigasi kelompok siswa belajar bersama, saling membantu, dan berdiskusi bersama-sama dalam menemukan dan menyelesaikan masalah.

1.2              RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan ialah sebagai berikut :
1.      Apa apa saja yang mencakup konsep dan karakteristik model pembelajaran investigasi kelompok (Group Investigation)
2.      Apa saja yang termasuk kedalam peran guru dalam pembelajaran investigasi kelompok (Group Investigation)
3.      Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran investigasi kelompok (Group Investigation) dan perencanaan kurikulum
4.      Bagaimana pengalaman siswa dalam model pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
5.      Bagaimana implementasi model pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
6.      Bagaimana intisari model pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
7.      Bagaimana petunjuk bagi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan model pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)

1.3  TUJUAN
     Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan tujuannya ialah sebagai berikut :
1.      Menjelaskan mengenai apa saja yang mencakup konsep dan karakteristik model pembelajaran investigasi kelompok (Group Investigation)
2.      Menjelaskan mengenai apa saja yang termasuk kedalam peran guru dalam pembelajaran investigasi kelompok (Group Investigation)
3.      Memaparkan apa yang dimaksud dengan model pembelajaran investigasi kelompok (Group Investigation) dan perencanaan kurikulum
4.      Menejelaskan bagaimana pengalaman siswa dalam model pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
5.      Memaparkan Bagaimana implementasi model pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
6.      Menjelaskan Bagaimana intisari model pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
7.      Menjelaskan bagaimana petunjuk bagi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan model pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
1.4 MANFAAT
                 Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan diatas, maka dapat ditentukan manfaatnya sebagai berikut :
1.   Manfaat teoritis (memperkaya pengetahuan)
            Semua kalangan khususnya peserta didik dan pendidik dapat mengetahui penjelasan mengenai konsep, karakteristik, peran guru, proses belajar, desain masalah, pengembangan kurikulum, perencanaan kurikulum, e-learning, pengalaman siswa, implementasi, intisari, teori belajar, dan petunjuk bagi guru mengenai model pembelajaran Investigasi Kelompok ( Group Investigation).
2.   Manfaat praktis (aspek penerapan)
            Model pembelajaran Investigasi Kelompok dapat  mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dengan selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama dan lebih bermakna. Selain itu, siswa juga dituntut selalu berfikir aktif  tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya.
















BAB II
PEMBAHASAN

1.      KONSEP DAN KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN GI (GROUP INVESTIGATION)

1.1  Konsep model pembelajaran GI (Group Investigation)
                  Menurut Anwar (Aisyah, 2006:14) secara harfiah investigasi diartikan sebagai penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta-fakta, melakukan peninjauan dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa atau sifat. Selanjutnya Krismanto (2003:7) mendefinisikan investigasi atau penyelidikan sebagai kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil yang benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa. Height (Krismanto, 2003:7) menyatakan to investigation berkaitan dengan kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis.
                  Dari pendapat-pendapat tesebut dapat disimpulkan bahwa investigasi kelompok adalah proses kegiatan belajar dalam kelompok dengan melibatkan kemampuan siswa secara maksimal untuk merencanakan penyelidikan, melakukan penyeledikan , merumuskan hasil temuannya.
                  Thelen (Joyce dan Weil, 1980:332) mengemukakan tiga konsep utama dalam pembelajaran GI, yaitu:
a)      Inquiry
      Inquiry artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal , akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Komponen menemukan merupakan kegiatan inti dari Model pembelajaran GI. Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa . Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan yang dimilki oleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.
b)      Knowledge
      Pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Davenport and Prusak (1998) mendefinisikan pengetahuan secara luas dengan pengetahuan merupakan campuran dari pengalaman, nilai, informal kontekstual, dan pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dan informasi.
c)   The dynamics of the learning group
      Dalam model pembelajaran GI, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dari bakat ataupun minatnya. Dalam pembelajaran kelompok diharapkan setiap anggota dalam kelompok saling memberi; yang cepat belajar didorong untuk membantu yang lemah, yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya pada yang lain.
      Prinsip-prinsip yang dapat diperhatikan guru pada saat menerapkan pembelajaran yang berpusat pada komponen The dynamics of the learning group adalah sebagai berikut :
1.   Pada dasarnya hasil belajar diperoleh dari kerjasama atau sharing dengan      pihak lain
2.   Sharing terjadi apabila ada pihak lain yang saling memberi dan saling            menerima informasi
3.   Sharing terjadi apabila ada komunikasi dua atau multiarah
4.   Learning group terjadi apabila masing-masing pihak yang terlibat      didalamnya sadar bahwa pengetahuan, pengalaman, dam keterampilan      yang dimilikinya bermanfaat bagi orang lain.
5.   Siswa yang terlibat dalam Learning group pada dasarnya bisa menjadi          sumber belajar
1.2  Karakteristik model pembelajaran GI ( Group Investigation)
      Menurut Sharan (2009:147) empat fitur utama dalam investigasi kelompok adalah investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik.

1. Investigasi
      Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang dan rumit kepada siswa. Pada proses ini siswa mencari sumber, informasi, gagasan penda-pat dengan bekerja sama dengan rekan mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

2. Interaksi
      Menurut Sharan (2009:147) interaksi di antara siswa penting bagi investigasi kelompok. Karena pada saat siswa berinteraksi dengan kelompoknya dengan percakapan, kontak, saling membantu, dan saling mendukung diantara siswa merupakan bagian dari proses dari investigasi kelompok. Ini berarti siswa secara berkelompok mendiskusikan tugasnya, mempelajari dari berbagai sumber, bertukar gagasan dan informasi, serta meringkas dan menyatukan temuan me-reka, lalu mereka berusaha menyajikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas.

3. Penafsiran
      Siswa bersama teman sekelompoknya membuat penafsiran atas hasil penelitian mereka yang diperoleh dari sumber dan informasi yang mereka dapatkan. Penafsiran atas temuan-temuan mereka lalu digabungkan, pada saat penggabungan ini akan mendapat pengetahuan baru karena gagasan dan informasi yang diperoleh anggota kelompok yang lain akan disampaikan pada saat menghubungkan gaga-san-gagasan yang mereka peroleh untuk menarik simpulan.

4. Motivasi Intrinsik
      Investigasi kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif dan menentukan apa yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar. Hal ini melihat mereka untuk membuat pilihan serta keputusan terhadap masalah yang mereka amati.
Ada empat karakteristik pada model ini, yaitu :
a.  Kelas dibagi menjadi ke dalam sejumlah kelompok (grup)
b. Kelompok siswa dihadapkan pada topik dengan berbagai aspek untuk meningkatkan daya kuriositas (keingintahuan) dan saling ketergantungan yang positif di antara mereka.
c. Di dalam kelompoknya siswa terlibat dalam komunikasi aktif untuk meningkatkan keterampilan cara belajar.
d. Guru bertindak selaku sumber belajar dan pimpinan tidak langsung, memberikan arah dan klarifikasi hanya jika diperlukan, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

2.      PERAN GURU DALAM  MODEL PEMBELAJARAN GI ( GROUP INVESTIGATION )
      Setiawan (2006:12) mendeskripsikan peranan guru dalam pembelajaran GI sebagai berikut:
a. Memberikan informasi dan instruksi yang jelas
b. Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali pengetahuan siswa yang   menunjang pada pemecahan masalah (bukan menunjukan cara penyelesaianya)
c. Memberikan dorongan sehingga siswa lebih termotivasi
d. Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa
e. Memimpin diskusi pada pengambilan kesimpulan akhir
      Dalam Investigasi Kelompok, guru berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator. Guru berkeliling di antara kelompok-kelompok untu melihat apakah kelompok-kelompok itu melakukan pekerjaannya dan menvcari jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi dalam interaksi kelompok serta tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.
      Guru harus meberikan contoh (memodelkan) berbagai keterampilan sosial dan komunikasi yang diharapkan dari siswa. Dalam diskusi-diskusi semacam ini guru memodelkan berbagai macam keterampilan : mendengarkan, menguraikan dengan kata-kata sendiri (memparafrasekan), memberikan reaksi tanpa menghakimi, mendorong partisipasi, dan sebagainya.
      Pada investigasi, siswa bekerja secara bebas, individual atau berkelompok. Guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan dorongan siswa untuk dapat mengungkapkan pendapat atau menuangkan pemikiran mereka serta menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru. Guru juga berperan dalam mendorong siswa untuk dapat memperbaiki hasil mereka sendiri maupun hasil kerja kelompoknya. Kadang mereka memang memerlukan orang lain, termasuk guru untuk dapat menggali pengetahuan yang diperlukan, misalnya melalui pengembangan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terarah, detail atau rinci. Dengan demikian guru harus selalu menjaga suasana agar investigasi tidak berhenti di tengah jalan.
      Secara umum guru menetapkan topik yang luas, kemudian dipecah-pecah oleh siswa menjadi beberapa subtopik. subtopik-subtopik ini merupakan hasil pertumbuhan dari berbagai latar belakang dan minat siswa, sekaligus sebagai pertukaran berbagai gagasan di antara para siswa. sebagai bagian dari investigasi, para siswa menacari dan menemukan informasi dari berbagai macam sumber di dalam dan di luar kelas. sumber–sumber semacam ini memberikan banyak sekali gagasan, opini, data, solusi, atau posisi tentang persoalan yang sedang dikaji. kemudian para siswa mengevaluasi dan mensintesiskan semua informasi yang disampaikan oleh masing-masing anggota kelompok dan akhirnya dpat menghasilkan produk berupa laporan kelompok.
     
3.      MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK DAN PERENCANAAN KURIKULUM

            Pembelajaran adalah sebuah proses guru dalam membelajarkan siswa yang diharapkan ada kegiatan belajar pada diri siswa. Hal ini yang menjadi dasar bagi guru agar dapat menciptakan sebuah perencanaan pembelajaran sebagai usaha mengembangkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Perpaduan dari kedua antara guru dan siswa lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaafkan materi pembelajaran sebagai mediumnya. Interaksi tersebut sangat beraneka ragam, tergantung kepada keterampilan dan variasi guru dalam mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kebosanan dan untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran.
            Salah satu cara menciptakan interaksi belajar mengajar yang bervariasi adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Model pembelajaran investigasi kelompok ialah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi atau penyelididkan terhadap suatu topik. Model investigasi kelompok sering dipandang sebagai model yang paling kompleks dan paling sulit dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Model ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
            Model pembelajaran Investigasi Kelompok ini berasal dari tulisan-tulisan filsafat, etika, dan psikologi sejak tahun-tahun pertama abad ini. Perintisnya adalah John Dewey. Dewey memandang bahwa kerja sama dalam kelas sebagai prasyarat untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan yang kompleks dalam demokrasi. interaksi koooperatif dan komunikasi di antara teman-teman kelas dapat dicapai palong efektif dalam kelompokm kecil, di mana pergaulan antara teman-teman sebaya dapat dipertahanka. aspek sosial-afektif kelompok, pertukaran intelektualnya, dan makna pokok pembelajaran itu merupakan sumber utama bagi usaha-usaha siswa belajar.
            Keberhasilan pelaksanaan Investigasi Kelompok sangat bergantung denagn latihan-latihan berkomunikasi dan berbagai keterampilan sosial lain yang dilakukan sebelumnya. Tahap ini mwrupakan peletakan dasar (layiong the grounwork) bagi pembentukan kelompok (team building). Investigasi Kelompok ini sanagt cocok untuk kajian-kajian yang bersifat terpadu yang berkaitan dengan pemerolehan, analisis, dan sintesis informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah multi-dimensi.
             Model investigasi kelompok menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Model kooperatif ini cenderung mengorientasikan pada aktivitas kerja ilmiah untuk menyelidiki atau memecahkan masalah. Model ini lebih menekankan kepada pengembangan kemampuan pemecahan masalah dalam suasana lebih demokratis dimana pengetahuan tidak diajarkan secara langsung kepada anak tetapi diperoleh melalui pemecahan masalah.

4.      PENGALAMAN SISWA DALAM MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK
            Investigasi kelompok menurut siswa melakukan penyelidikan dan menyimpulkan hasil penyelidikannya. ini berarti siswa mengkontruksi pengalam belajarnya secara mandiri dengan lebih bermakna. sehingga pengalaman tersebut dapat lebih mudah diingat, selanjutnya siswa akan lebih termotivasi untuk menyelesaiakan masalah secara kooperatif yang berhubungan dengan matematika.
            Investigsi kelompok juga melibatkan kelompok-kelompok kooperatif , dalam tahap ini guru membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar. pembentukan kelompok belajar sesuai dengan pembelajaran kooperatif berdasarkan skor dasar individu. skor tersebut dirangking, kemudian ditentukan sebanyak 25 % dari seluruh siswa merupakan kelompok akademis tinggi dan 25 % dari seluruh siswa merupakan kelompok akademsi rendah, sisanya merupkaan kelompok akademis sedang. Untuk membentuk kelompok heterogen dari kemampuan akademis diambil 1 orang dari kelompok akademis tinggi, 1 orang dari kelompok akademis rendah, sisanya dari kelompok akademis sedang dengan memperhatikan jenis kelamin dan agama siswa.
            Siswa perlu melakukan perencanaan koopratif terhadap bahasan yang akan mereka lakukan. hal ini sangat penting bagi Investigasi Kelompok. para anggota kelompok berpartisipasi dalam merencanakan berbagai dimensi dan persyaratan yang menjadi pokok bahasan kelompok. Secara bersama-sama siswa menentukan apa yang akan dikerjakan agar dapat memecahkan persoalan yang dihadapi, sumber mana yang diperlukan, siapa yang melakukan, dan bagaimana siswa akan menyajikannya di depan kelas. Biasanya ada pembagian kerja dalam kelompok yang dapat menigkatkan saling ketergantunagbnn positif di antara para anggota.
            Dalam pembuatan  makalah ini, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memungkinkan siswa bisa belajar untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan memecahkan masalah dalam matematika bersama teman sekelompoknya dengan bimbingan dari guru. selain itu, melalui penyelidikan sendiri konsep materi yang akan lebih memnatapkan pemahaman siswa dalam mempelajari suatu materi. aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran tipe investigasi kelompok juga merupakan suasana belajar yang baru bagi siswa, sehingga siswa akan semakin semangat dan giat untuk belajar. semakin giat siswa belajar, maka semakin baik pula penguasaaan siswa terhaadap materi pelajaran matematika.
            berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dapat menimbulkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

5.      IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK
            Dengan memperhatikan langkah-langkah pada tipe investigasi kelompok maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok adalah sebagai berikut:
1.      Kegiatan awal
·         guru menyampaikan tujuan pembelajaran
·         guru memotifasi siswa dengan memberikan contoh pentingnya penguasaan materi yang akan dipelajari yang berkaitan dengan masalah sehari-hari
·         guru bersama siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya yang mendukung materi yang akan dipelajari (apersepsi)
·         guru menyampaikan informais tentang cara pembelajaran yang akan dilaksanakan

2.      kegiatan inti
·         guru menyampaikan informais kepada siswa dan menentukan topic permasalahan (merumuskan topic permasalahan)
·         guru mengkondisikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar dan mengingatkan siswa untuk dapat bekerja sama dalam kelompok
·         guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap anggota kelompok
·         dari LKS yang telah diberikan, guru menghadapkan siswa pada situasi yang dapat menyelesaikan masalah dan merencanakan penyelesaian masalah (merencanakan tugas)
·         siswa menyusun investigasi / penyelidikan dari hasil analisis yang dilakukannya (melakukan investigasi)
·         guru memeriksa investigasi yang telah ditemukan oleh siswa
·         siswa membuat kesimpulan kelompok dalam bentuk laporan akhir kelompok dari hasil investigasi dan diskusi dalam mengerjakan LKS (menyiapakan laporan akhir kelompok )
·         tiap kelompok siswa mempresentasikan hasil penemuan investigasi dan diskusinya. siswa diminta memberikan pendapat atau komentar tentang temuannya (mempresentasikan laporan akhir). guru mengkonfirmasi jawaban yang diberikan dan menegaskan jawaban yang benar serta memberikan penghargaan. guru memberikan pengharagaan kepada kelompok

3.      kegiatan akhir
·         guru mengulas secara singkat mengenai materi dan kegiatan yang telah dilaksanakan
·         guru menyimpulkan hasil penyelidikan yang telah dipresentasikan
·         guru memberikan pekerjaan rumah

Contoh RPP dalam model pembelajaran investigasi kelompok :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan             : Mts Al-Huda Pekanbaru
Mata Pelajaran                    : Matematika
Kelas / Semester                 : VIII / Genap
Pertemuan ke                      : -
Alokasi waktu                    : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi               :Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar              : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
Indikator                             : Menemukan rumus volume kubus dan volume balok, serta menghitung volume kubus dan balok
Menghitung perubahan volume pada kubus dan balok, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

I.         Tujuan  Pembelajaran
1.      Siswa dapat menghitung volume kubus dan balok
2.      Siswa dapat menghitung perubahan pada kubus dan balok

II.         Materi Pembelajaran
1.      Volume balok
Rumus volume balok dengan panjang = p , lebar = l dan tinggi adalah:
oleh karena itu  merupakan luas alas, maka volume balok dapat dinyatakan sebagai berikut :
volume balok = luas alas x tinggi
2.      Volume kubus
Kubus memiliki ukuran panjang, lebar, dan tingginya sama. Oleh karena itu, rumus untuk volume kubus dapat diperoleh dari volume balok dengan cara berikut ini :
 

III.         Model pembelajaran
model pembelajaran : model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

IV.         Langkah-langkah pembelajaran

A.    Kegiatan Awal (10 menit )
·         Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif pada aktivitas penyelidikan suatu masalah dengsn diskusi, memcahkan masalah, merangkum dan mempresentasikan hasil temuannya
·         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
·         Guru memberikan apersepsi

B.     Kegiatan inti
·         Siswa mendengarkan informasi tentang cara belajar dari guru dan mendengarkan topic permasalahan yang akan diselesaikan didalam kelompoknya ( merumuskan topic permasalahan)
·         Guru menyuruh siswa menempati kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan dan mengingatkan siswa untuk dapat bekerja sama dalam kelompok
·         Siswa menerima lembar kerja siswa
·         Dari LKS yang telah diberikan, guru mendapatkan siswa pada situasi yang dapat menyelesaikan masalah dan merencanakan penyelesaian masalah dengan cara menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data, sedangkan guru memberikan bimbingan seperlunya ( merencanakan tugas)
·         Siswa mengerjakan LKS dan menyusun investigasi dari hasil analisis yang dilakukannya ( melaksanakan investigasi )
·         Siswa menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru, sedangkan guru membnatu siswa  sebagai fasilitator dengan berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi kerja siswa seperlunya.
·         Siswa membuat laporan / kesimpulan kelompok yang akan dipresentasikan berupa hasil investigasi dari diskusi kelompok tentang volume kubus dan balok yang telah ditemukan pada karton yang telah disediakan oleh guru dengan petunjuk yang ditentukan guru (menyiapkan laporan akhir kelompok).
·         Perwakilan kelompok siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya tentang penemuan volume kubus dan balok didepan kelas. Beberapa siswa yang lainnya diminta memberikan pendapat atau pertanyaan tentang jawaban temannya. Guru mengkonfirmasikan jawaban yang diberikan dan menegaskan jawaban yang benar ( mempresentasikan laporan akhir ).
·         Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru untuk memantapkan pemahaman siswa
·         Setelah siswa selesai mengerjakan latihan, guru bersama siswa membahas latihan tersebut dengan meminta beberapa siswa mengerjakan kedepan.

C.     Kegiatan Akhir (10 menit )
·         Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari
·         Guru memberikan tes formatif kepada siswa
·         Guru memberikan tugas rumah kepada siswa

V.         Alat / Bahan / sumber belajar
·         Spidol
·         Lembar Kerja Siswa ( LKS )
·         Buku matematika Erlangga, Karangan M. Cholik Adinawan, Sugijono

VI.            Penilaian
·         Jenis Tes                : Tes Individu
·         Bentuk Tes            : Tes Uraian
·         Instrumen              :

1.      Tentukan volume balok yang berukuran panjang= 2 dm. lebar = 9 cm , dan tinggi = 8 cm !

 

     8          8 cm

                                                                                   9 cm
                                                        2dm                                        
Alternatif jawaban :
1.      Panjang             = 2 dm = 20 cm
lebar                  = 9 cm
tinggi                = 8 cm

v = p x l x t
   = 20 x 9 x 8
   = 1. 440
Jadi, volume balok tersebut adalah 1. 440

Mengetahui,                                                                                          Pekanbaru, Apri 2011
Guru Bidang Studi                                                                               Peneliti,



DRS. SOFRIADI                                                                                JASRIN
NIP.                                                                                                      NIM. 0605120489


6.      INTISARI MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK
            Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa (Soppeng, 2009) . Kegiatan belajarnya diawali dengan pemecahan soal-soal atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksananya mengacu pada berbagai teori investigasi.
            Salah satu model pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar adalah model pembelajaran GI (Krismanto, 2003:6). Sudjana (Mudrika, 2007:15) mengemukakan bahwa GI dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada pengembangan proses pengkajian akademis. Kemudian Joyce dan Weil (1980:230) menambahkan bahwa model pembelajaran GI yang dikembangkan oleh Thelen yang bertolak dari pandangan John Dewey dan Michaelis yang memberikan pernyataan bahwa pendidikan dalam masyarakat demokrasi seyogyanya mengajarkan demokrasi langsung.
            Sharan, dkk (1984) membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi          kelompok meliputi 6 (enam) fase.

1.      Memilih topic
            Siswa memilih subtopic khusus didalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis
Peran Guru :    1.   Memimpin diskusi penelitian.
        2.   Menyediakan materi dasar.
        3.   Memfasilitasi kepekaan terhadap masalah.
        4.   Mengoordinasi penyusunan   subtema pilihan untuk diselidiki.

2.      Perencanaan kooperatif
            Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopic yang telah dipilih pada tahap pertama.
peran guru :     1.      Membantu kelompok-kelompok merumuskan rencana realita.
                              2.      Membantu menjaga norma kooperatif.
                              3.      Membantu kelompok menemukan sumber-sumber yang tepat.

3.      Impelementasi
            Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan didalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik didalam atau diluar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
peran guru :     1.      Membantu dengan keterampilan meneliti.
                              2.      Membantu memeriksa sumber-sumber.
                              3.      Membantu menemukan hubungan baru di antara sumber-sumber.
                        4.      Membantu menjaga norma-norma interaksi kooperatif.

4.      Analisis dan sintesis
            Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.
peran guru :     1.      Menyusun rencana kelompok.
                              2.      Bertemu dengan komite pelaksana.
                              3.      Membantu memperoleh materi.
                        4.      Memastikan bahwa semua anggota kelompok bertasipasi.

5.      Presentasi hasil final
            Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling  terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topic itu. Presentasikan dikoordinasi oleh guru.
peran guru :     1.      Mengoordinasi presentasi kelompok.
                              2.      Mengarahkan komentar diskusi siswa.
                              3.      Membuat aturan-aturan untuk membuat komentar.
                              4.      Mengarahkan penyimpulan diskusi.
                        5.      Menunjukkan hubungan di antara subtema.

6.      Evaluasi
            Dalam hal ini kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topic yang sama,siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.
peran guru :     1.    Mengevaluasi pemahaman atas gagasan utama.
                             2.    Mengevaluasi pengetahuan atas fakta dan istilah baru.
                             3.    Mengevaluasi penggabungan semua tema kelompok.
                        4.    Memfasilitasi refleksi siswa tentang proses dan isi penelitian.

            Menurut Slavin (2009), dalam Model pembelajaran Group Investigation para siswa bekerja dalam enam tahap. Tahap-tahap dan komponen-komponennya dijabarkan dibawah ini :
1.                  Mengidentifikasikan topic yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok       investigasi , dengan anggota tiap kelompok 4 smapai 5 orang.
           
            Pada tahap ini :
·         siswa mengamati sumber, memilih topic dan menentukan kategori-kategori topic permasalahan
·         siswa begabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topic yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki
·         guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang beradasarkan keterampilan keheterogenan
·         guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

2.                  Merencanakan tugas yang akan dipelajari
           
            Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanaka tentang :
·         Apa yang mereka pelajari ?
·         Bagaiamana mereka belajar ?
·         Siapa dan melakukan apa ?
·         untuk tujuan atau kepentingan apa mereka meneyelidiki topic tersebut ?

3.                  Melakukan investigsi

            Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:
·         Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki
·         masing-masing anggota kelompok memberi masukan pada setiap kegiatan kelompok
·         siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifiksi dan mempersatukan ide dan pendapat

4.                  Menyiapkan laporan akhir

            pada tahap ini kegiatan siswa adalah sebagai berikut :
·                     anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proyeknya masing masing
·                     anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya
·                     wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi

5.                  Mempresentasikan laporan akhir

·                     penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagi variasi bentuk    penyajian
·                     kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat aktif sebagai pendengar
·                     pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau             tanggapan terhadap topic yang disajikan

6.                  Evalusi

            pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah :
·         siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya , pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalamn-pengalaman efektifnya.
·         guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan
·         penilaian  hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa

kelebihan dari model pembelajaran investigasi kelompok :
·         siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan
·         siswa belajar pemecahan maslaah secara mandiri dan keterampilan-keterampilan berikir
·         menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry ( mencari-temukan)
·         mendukung kemampuan problem solving siswa
·         materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya (Marzano dalam markaban , 2006)

kekurangan dari model pembelajaran investigasi kelompok :

·         Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.
·         Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
·         Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, meodel pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri.
·         Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.

7.      PETUNJUK BAGI GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK

Pada investigasi, siswa bekerja secara bebas, individual atau berkelompok. Guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan dorongan siswa untuk dapat mengungkapkan pendapat atau menuangkan pemikiran mereka serta menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru. Guru juga berperan dalam mendorong siswa untuk dapat memperbaiki hasil mereka sendiri maupun hasil kerja kelompoknya. Kadang mereka memang memerlukan orang lain, termasuk guru untuk dapat menggali pengetahuan yang diperlukan, misalnya melalui pengembangan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terarah, detail atau rinci. Dengan demikian guru harus selalu menjaga suasana agar investigasi tidak berhenti di tengah jalan.
            Menurut Aunurrahman (2009:152) Seorang guru dapat menggunakan strategi investigation kelompok di dalam proses pembelajaran dengan beberapa keadaan, antara lain sebagai berikut:

1.      Apabila guru bermaksud agar siswa-siswa mencapai studi yang mendalam tentang                isi atau  materi, yang tidak dapat dipahami secara memadai dari sajian-sajian    informasi yang terpusat  pada guru.
2.      Apabila guru bermaksud mendorong siswa untuk lebih skeptis tentang ide-ide                  yang  disajikan dari fakta-fakta yang mereka dapatkan
3.      Apabila guru bermaksud meningkatkan minat siswa terhadap suatu topik yang        memotivasi mereka membicarakan berbagai persoalan di luar kelas
4.      Apabila guru bermaksud membantu siswa memahami tindakan-tindakan pencegahan yang diperlukan atas interpretasi informasi yang berasal dari penelitian-penelitian orang  lain yang mungkin dapat mengarah pada pemahaman yang kurang positif
5.      Apabila guru bermaksud mengembangkan keterampilan-keterampilan penelitian, yang selanjutnya dapat mereka pergunakan di dalam situasi belajar           yang lain, seperti  halnya cooperative learning
6.      Apabila guru menginginkan peningkatan dan perluasan kemampuan siswa.


            Menurut Killen ( dalam Aunurrahman, 1998 : 146) memaparkan beberapa ciri essensial investigasi kelompok sebagai pendekatan pembelajaran adalah: Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memilki independensi terhadap  guru

1.    Kegiatan-kegiatan siswa terfgokus pada upaya menjawab pertanyaan yang telah  dirumuskan
2.    Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersaratkan mereka untuk mengumpulkan   sejumlah data, menganalisisnya dan mencapai beberapa kesimpulan
3.    Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar
4.    Hasil-hasil dari penelitian siswa dipertukarkan di antara seluruh siswa
























BAB III
PENUTUP

1.      kesimpulan
      Investigasi kelompok merupakan strategi pembelajaran yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa belajar menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, diskusi kelompok, dan kemudian mempresentasiakan penemuan mereka kepada kelas (Nur Wikandri, 1999). Menurut Gulu (2005), investigasi kelompok merupakan rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan mneyelidiki secara sistematis , kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
      Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, dapat dismpulkan bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
2.      Saran
      Berhubung penulis masih dalam tahap  pembelajaran , jadi bagi para pembaca yang merasa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, dimohon kepada para pembaca agar dapat memberi masukan ataupun kritik dan saran kepada penulis.


     




DAFTAR PUSTAKA

§  Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
§  Berbagi ilmu, Model Pembelajaran Jigsaw. Investigasi Kelompok . Pembelajaran Berbasis Masalah”. http://model pembelajaran jigsaw, investigasi kelompok, pembelajaran berbasis masalah.com. Didownload pada tanggal 20 september 2013 pukul 10.00 WIB
§  Eckoin. ”Model pembelajaran teams games tournaments tgt” . http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt/ .  Didownload pada tanggal 20 september 2013 pukul 10.10 WIB
§  Gaufgufron, “bab ii kajian pustaka”. http://gufrongauf.blogspot.com/2012/11/bab-ii-kajian-pustaka.html. Didownload pada tanggal 20 sepetember 2013 pukul 10.00 WIB
§  Lela68’s Blog. Model pembelajaran investigasi kelompok pada pemecahan masalah matematis” http: // www. model pembelajaran investigasi kelompok pada pemecahan masalah matematis.com. Didownload pada tanggal 20 september 2013 pukul 10.10 WIB
§  Slavin. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.
§  Trianto. 2007. Model- model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar